ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP REINNAISANCE DI EROPA
A. PROSES
KEDATANGAN ISLAM DI SPANYOL
Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah
Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dariBani
Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari
dinasti Bani Umayah, Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di
zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd al-Malik mengangkat Hasan
ibn Nu’man al-Ghassani menjadi gubernurdidaerahitu.
Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Marokko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khilafah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam.
Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol. Dalam proses penaklukan spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana.
Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara Marokko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidakmendapatperlawananyangberarti.
Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya.
Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi SelatdibawahpimpinanThariqibnZiyad.
Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibukota kerajaan Gothik saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibnNushairdiAfrikaUtara.
Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Marokko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khilafah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam.
Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol. Dalam proses penaklukan spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana.
Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara Marokko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidakmendapatperlawananyangberarti.
Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya.
Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi SelatdibawahpimpinanThariqibnZiyad.
Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibukota kerajaan Gothik saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibnNushairdiAfrikaUtara.
Musa
mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan
Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan
Gothik yang jauh lebih besar, 100.000 orang. Kemenangan pertama yang dicapai
oleh Thariq ibn Ziyad membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas
lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang
pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang
besar, ia berangkat menyeberangi selat itu, dan satu per satu kota
yangdilewatinyadapatditaklukkannya.
Setelah Musa berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic,Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre. Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuhpadatahun102H.
Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi. Dengan pasukannya, ia menyerang kota Bordesu, Poiter, dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol. Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah Majorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman BaniUmayah.
Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau Perancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan. Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan.
Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal. Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaanhak.
Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan.
Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan Romawi, berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuhdankesejahteraanmasyarakatmenurun.
Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan. Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan Ghoth adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila,KakakdananakWitiza.
Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin. Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa. Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaumMuslimin.
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayahSpanyolpadakhususnya.Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam disana.
Setelah Musa berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic,Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre. Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuhpadatahun102H.
Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi. Dengan pasukannya, ia menyerang kota Bordesu, Poiter, dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol. Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah Majorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman BaniUmayah.
Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau Perancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan. Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan.
Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal. Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaanhak.
Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan.
Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan Romawi, berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuhdankesejahteraanmasyarakatmenurun.
Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan. Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan Ghoth adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila,KakakdananakWitiza.
Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin. Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa. Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaumMuslimin.
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayahSpanyolpadakhususnya.Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam disana.
A.
PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL
Sejak
pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam
terakhir di sana ,Islam memainkan peranan yang sangat besar.Masa itu
berlangsung lebih dari tujuh setengah abad .Sejarah panjang yang dilalui umat
Islam di Spanyol itu,dibagi menjadi enam periode,yaitu :
1. Periode Pertama (711-755)
Pada
periode ini,Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus . Pada periode ini stabilitas
politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna,gangguan-gangguan masih
terjadi,baik datang dari dalam maupun dari luar.Gangguan dari dalam antara lain
berupa perselisihan di antara elit penguasa,terutama akibat perbedaan etnis dan
golongan.Di samping itu,terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan.Masing-masing
mengaku bahwa,merekalah yang berhak
menguasai daerah di Spanyol ini.Oleh karena itu,terjadi dua puluh kali
pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam waktu singkat.Perbedaan pandangan
politik itu sering kali menyebabkan terjadi perang saudara.Hal ini ada
hubungannya dengan perbedaan etnis,terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan
Arab.Di dalam etnis Arab sendiri,terdapat dua golongan yang terus-menerus
bersaing yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan).Perbedaan
etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik,terutama ketika tidak ada
figur yang tangguh.Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur
yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.
Gangguan
dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal
di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan
Islam.Gerakan ini terus memprkuat diri.Setelah berjuang lebih dari 500
tahun,akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari Bumi Spanyol.Karena seringnya
terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar , maka dalam
periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan dibidang
peradaban dan kebudayaan.Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al Rahman
Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada
periode ini,Spanyol berada di bawah pemerintahan yang bergelar seorang amir (panglima atau gubernur) tetapi
tidak tunduk kepada pusat pemerintahn Islam yang ketika itu dipegang oleh
khalifah Abbasiyah di Baghdad.Amir pertama
adalah Abdurrahman I,yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar
Al-Dakhil (Yang Masuk ke Spanyol).Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang
berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil
menaklukan Bani Umayyah di Damaskus.Selanjutnya,ia berhasil mendirikan dinasti
Bani Umayyah di Spanyol.Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd
al-Rahman Al-Dakhil,Hisyam I,HakamI,Abd Al-Rahman Al-Ausath,Muhammad ibn Abd
Al-rahman,Munzir ibn Muhammad,dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini,umat Islam Spanyol mulai
memperoleh kemajuan-kemajuan baik dalam bidang politik maupun dalam bidang
peradaban.Abd Al-Rahman Al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah
di kota-kota besar Spanyol.Hisyam dikenal berjasa dalam maneagakkan hukum Islam
dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran.Dialah yang
memperkarsai tentara bayaran di Spanyol.Sedangkan Abd Al-Rahman Al-Aushat
dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.Pemikiran filsafat juga mulai masuk
pada periode ini,terutama di zaman Abdurahman Al-Aushat.Ia mengundang para ahli
dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu di
Spanyol mulai semarak.
Sekalipun demikian,berbagai ancaman dan
kerusuhan terjadi,pada pertengahan abad ke-9,stabilitas negara terganggu dengan
munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesyahidan (Martyrdom).Namun,Gereja Kristen lainnya di seluruh Spanyoltidak
menaruh simpati pada gerakan itu,karena pemerintah Islam mengembangkan
kebebasan beragama.Penduduk Kristen diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri
berdasarkan hukum kristen.Peribadatan tidak dihalang.Lebih dan itu,mereka
diizinkan mendirikan gereja baru,biara-biara di samping asrama rahib atau
lainnya.Mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau
menjadi karyawan pada instansi militer.
Gangguan politik yang paling serius pada periode
ini datang dari uamt Islam sendiri.Golongan pemberontak di Toledo pada tahun
852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun.Di samping
itu,sejumlah orang tidak puas membangkitkan revolusi.Yang terpenting di
antaranya adalah,pemberontakan yang dipimpin oleh Hafshun dan anaknya yang
berpusat di pegunungan dekat Malaga.Sementara itu,perselisihan antara
orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari
pemerintahan Abd Al-Rahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya
“raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif.Pada periode ini,Spanyol diperintah oleh penguasa
dengan gelar khalifah,penggunaan gelar khalifaj tersebut bermula dari berita yang
sampai ke Abdurrahman III,bahwa Al-Muktadir,Khalifah daulat Bani Abbas di
Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya
keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abassiyah berada dalam
kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk
memakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan bani Umayyah selama 150
tahun lebih karena itulah, gelar ini dipakai mulai tahun 929 M. khalifah –
khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada 3 orang, yaitu Abd. Al
Rahman, Al Nasir (912-961 M), hakam II (961-976) dan Hisyam II (976-1009 M)
Pada periode ini umat Spanyol mencapai
puncak kemajuan dan kejayaan, menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad.
Abd. Alrahman Al-Nasir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki
koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri
perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.
Awal dari kehancuran khilafah Banu Umayyah
di Spanyol adalah ketika hisyam naik tahta dalam usia 11 tahun.oleh karena itu,
kekuasaan aktual berada ditangan para pejabat. Pada tahun 981 M, khalifah
menunjuk Ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang
yang Ambisisus yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah
kekuasaan islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya. Atas
keberhasilan-keberhasilannya, ia mendapat gelar al-mansur billah. Ia wafat pada
tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya al-musaffar yang masih dapat
mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008
M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu.
Dalam bebebrapa tahun saja negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan
akhirnya kehancuran total. Pada tahun 1009 M, khalifah mengundurkan diri.
Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup
memperbaiki keadaan.Akhirnya,pada tahun 1013 M,Dewan Menteri yang memerintah
Cordova menghapuskanjabatan khalifah.Ketika itu,Spanyol sudah terpecah dalam
banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini,Spanyol terpecah menjadi
lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan
atau Al-Mulukuth-Thawaif,yang berpusat di suatu kota seperti Seville,Cordova,Toledo,dan
sebagainya.Yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Seville.Pada periode
ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern.Ironisnya,kalau
terjadi perang saudara,ada di antara pihak-pihak yang itu yang meminta bantuan
kepada raja-raja Kristen.Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan
politik Islam itu,untuk pertama kalinya,orang-orang Kristen pada periode ini
mulai mengambil inisiatif penyerangan.Meskipun,kehidupan politik tidak
stabil,namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode
ini.Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan
perlindungan dari satu istana ke istana lain.
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini,Spanyol Islam
meskipun masih terpecah dalam beebrapa negara,tetapi terdapat satu kekuataan
yang dominan,yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti
Muwahhidun (1146-1235 M).Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan
agama yang didirikan oleh Yusuf Ibn Tasyfin di Afrika Utar.Pada tahun 1062 M ia
berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy.Ia masuk ke
Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban
berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan
orang-orang Kristen.Ia dan tentara-tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086
M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia.Karena perpecahan di kalangan
raja-raja Muslim,Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia
berhasil untuk itu.Akan tetapi,penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah
raja-raja yang lemah.Pada tahun 1143 M,kekuasaan dinasti ini berakhir,baik di
Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti ini berakhir,baik di
Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun.Pada masa
dinasti Murabithun,Saragossa jatuh ke tangan Kristen,tepatnya tahun 1118 M.Di
Spanyol sendiri,sepeninggal dinasti ini,pada mulanya muncul kembali
dinasti-dinasti kecil,tapi hanya berlangsung tiga tahun.Pada tahun 1146 M
penguasa dinasti Muwahhiddun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah
ini.Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w.1128).Dinasti ini datang
ke Spanyol di bawah pimpinan Abd Al-Mun’im.Antara tahun 1114 dan 1154
M,kota-kota Muslim penting,Cordova,Almeria,dan Granada,jatuh ke bawah
kekuasaannya.Untuk jangka beberapa dekade,dinasti ini mengalami banyak kemajuan.Kekuatan-kekuatan
Kristen dapat dipukul mundur.Akan tetapi,tidak lama setelah itu,Muwahhidun
mengalami keambrukan.Pada tahun 1212 M,tentara Kristen memperoleh kemenangan
besar di Las Navas de Tolesa.Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun
memyebakan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika
Utara tahun 1235 M.Keadaan Spanyol kembali runyam,berada di bawah
penguasa-penguasa kecil.Dalam kondisi demikian,umat Islam tidak mampu bertahan
dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar.Tahun 1238 M Cordova jatuh ke
tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M.Seluruh Spanyol kecuali
Granada lepas dari kekuasaan Islam.
6. Periode Keenam (1248-1429 M)
Pada periode ini,Islam Hanya
berkuasa di daerah Granada,di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492).Peradaban
kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir.Akan
tetapi,secara politik,dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang
kecil.Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini
berakhir,karena perselisihan orang-orang istan dalam memperebutkan
kekuasaan.Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya,karena
menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja.Dia memberontak
dan berusaha merampas kekuasaan.Dalam pemberontakan itu,ayahnya terbunuh dan
digantikan oleh Muhammaad ibn Sa’ad.Abu Abdullah kemudian meminta bantuan
kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya.Dua Penguasa Kristen ini
dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja,Ferdenand dan Isabella
yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan itu tidak
fcukup merasa puas.Keduanya inign merebut kekuasaan terakhir umat Islam di
Spanyol.Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang kristen
tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah.Ia menyerahkan kekuasaan kepada
Ferdenand dan Isabella,kemudian,hijrah ke Afrika Utara.dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu
dihadapkan kepada dua pilihan,masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol.Pada
tahun 1609 M,boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
B.
PERKEMBANGAN
PERADABAN
Umat Islam di
Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka
peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang
lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual.
Dalam masa
lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai
kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya
membawa Eropa, dan kemudian membawa dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.
1.
Kemajuan
Intelektual
Spanyol adalah negeri yang
subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada
gilirannya banyak menghasilkan pemikir.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan
masyarakat majemuk yang terdiri dari :
- Komunitas-komunitas Arab
(Utara dan Selatan)
- Al-Muwalladun (orang-orang
Spanyol yang masuk Islam)
- Barbar (umat Islam yang
berasal dari Afrika Utara)
- Al-Shaqalibah (tentara bayaran
yang dijual Jerman kepada penguasa Islam)
- Yahudi
- Kristen Muzareb yang berbudaya
Arab
- Kristen yang masih menentang
kehadiran Islam
Semua komunitas
itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya
lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan
pembangunan fisik di Andalusia – Spanyol.
a. Filsafat
Islam di
Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan
sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu
pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan
ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan
penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif
al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam
jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan
universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu
pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani
Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof
besar pada masa sesudahnya.
Bagian akhir
abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar
di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir
tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam
menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti
masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli
fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid.
b. Sains
IImu-ilmu
kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang
dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah
orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya
al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat
teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.
Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan
bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli
kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang
sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir
terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri
muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M)
mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat
Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah.
Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke
Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
c. Fiqih
Dalam bidang
fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan
mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya
ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman.
Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn
Sa’id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
d. Musik dan Kesenian
Dalam bidang
musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan
Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan,
Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai
penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik
pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya
tersebar luas.
e. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab
telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu
dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli
Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir
dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu
antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn
al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan
al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra
bermunculan, seperti Al-’Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji
Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn
Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
2.
Kemegahan
Bangunan Fisik
Aspek-aspek
pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam sangat banyak.Dalam
perdagangan ,jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun.Bidang pertanian demikian
juga.Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak
mengenal sebelumnya.Dam-dam,kanal-kanal,saluran
sekunder,tersier,jembatan-jembatan air didirikan.Tempat-tempat yang
tinggi,dengan begitu juga mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan
hidrolik untuk tujuan irigasi.Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air,waduk
(kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air).Penhaturan hidrolik ini di
bangun dengan memperkenalkan roda air (water
wheel) asal Persia yang dinamakan na’urah
(Spanyol:Noria).Di samping itu,orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian
padi,perkebunan jeruk,kebun-kebun,dan taman-taman.
Industri,di
samping pertanian dan perdagangan,juga merupakan tulang punggung ekonomi
Spanyol Islam.Di antaranya adalah tekstil,kayu,kulit,logam,dan industri
barang-barang tembikar.Namun demikian,pembangunan-pembangunanfisik yang paling
menonjol adalh pembangunan gedung-gedung ,seperti pembanguna
kota,istana,mesjid,permukiman,dan taman-taman.Di antara pembangunan yang megah
adalah mesjid Cordova,kota Al-Zahra,Istana Ja’fariyah di Saragosa,tembok
Toledo,istana Al-Makmun,mesjid Seville,dan istana Al-Hamra di Granada.
a.Cordova
Cordova
adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam,yang kemudian diambil alih oleh Bani
Umayyah.Oleh penguasa Muslim,kota ini dibangun dan diperindah.Jembatan besra
dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota.Taman-taman dibangun untuk
menghiasi ibu kota Spanyol Islam.Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari
Timur.Di seputar ibu kota berdir istana-istana yang megah yang semakin
mempercantik pemandangan,setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di
puncaknya terpancang istan Damsik.Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya
adalah masjid Cordova.Menurut Ibn Al-Dala’I terdapat 491 masjid di sana.Di
samping itu,cirri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian.
b. Granada
Granada
adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol.Di sana berkumpul
sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam.Posisi Cordova diambil alih oleh
Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol.Arsitektur-arsitektur
bangunannya terkenal di seluruh Eropa.Istana Al-Hamra yang indah dan megah
adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam.Istana itu
dikelilingi tamn-taman yang tidak kalah indahnya.Kisah tentang kemajuan
pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana
Al-Zahra,istana Al-Gazar,menara Girilda,dan lain-lain.
C. PENYEBAB KEMUNDURAN DAN
KEHANCURAN ISLAM DI SPANYOL
1. Konflik Islam dengan Kristen
Para
pengiasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna.Mereka sudah merasa
puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan
membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka , termasuk posisi
hirarki tradisional,asal tidak ada perlawanan bersenjata.Namun
demikian,kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang
Spanyol Kristen.Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak
pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen.Hal itu menyebabkan
kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan
antara Islam dan Kristen.Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan
pesat,sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Kalau
di tempat-tempat lain,para mukalaf diperlakukan sebagai orang Isalm yang
sederajat,di Spanyol,sebagaimana politik
yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus,orang-orang Arab tidak pernah menerima
orang-orang pribumi.Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M,mereka masih memberi
istilah ‘ibad dan muwalladun kepada
para mukallaf itu,suatu ungkapan yang dinilai
merendahkan.Akibatnya,kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering
menggerogoti dan merusak perdamaian.Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap
sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut.Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi
yang dapat memberi makna persatuan,di samping kurangnya figur yang dapat
menjadi personifikasi ideologi itu.
3. Kesulitan Ekonomi
Di
paruh kedua masa Islam di Spanyol,para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius,sehingga lalai membina
perekonomian.Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan
mempengaruhi kondisi politik dan militer.
4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan
Kekuasaan
Hal
ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris.Bahkan,karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif muncul.Granada yang
merupakan pusat kekuasaan Islam terkhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand
dan Isabella,di antarnya juga disebabkan permasalahan ini.
5. Keterpencilan
Spanyol
Islam bagaikan teerpencil dari dunia Islam yang lain.Ia selalu berjuang
sendirian,tanpa mendapat bantuan kecuali
dari Afrika Utara.Dengan demikian,tidak ada kekuasaan alternative yang mampu
membendung kebangkitan Kristen di sana.
D. PENGARUH PERADABAN SPANYOL ISLAM DI
EROPA
Kenajuan Eropa yang
terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu
pengetahuan Islam yang
berkembang di periode klasik.Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam
mempengaruhi Eropa,seperti Sicilia dan perang Salib,tetapi saluran yang
terpenting adalah Spanyol Islam.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama
bagi Eropa menyerap perdaban Islam,baik dalam bentuk hubungan
politik,social,maupun perekonomian,dan peradaban antarnegara.Orang-orang Eropa
menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh
meninggalkan Negara-negara tetangganya Eropa,terutama dalam bidang pemikiran
dan sains di samping bangunan fisik.Yang terpenting diantaranya adalah
pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M). Ia melepaskan belenggu taklid dan
menganjurkan kebebasan berpikir.Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara
yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas.Ia mengedepankan sunatullah menurut pengertian Islam
terhadap panatheisme dan anthropomorhisme Kristen.Demikian besar pengaruhnya di
Eropa,hingga di Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut
kebebasan berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan
Averroeisme ini.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah
Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16M dan rasionalisme pada abad
ke-17 M.Buku-buku Ibn Rusyd dicetak di Vinesia tahun 1481,1482,1483,1489,dan
1500 M. Bahkan,edisi lengkapnya terbit pada tahun 1553 dan 1557
M.Karya-karyanya juga diterbitkan pada abad ke-16 M di
Napoli,Bologna,Lyonms,dan Strasbourg,dan di awal abad ke-17 M di Jenewa.
Pengaruh
peradaban Islam,termasuk di dalamnya pemikiran Ibn Rusyd,ke Eropa berawal dari
banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas
Islam di Spanyol,seperti Universitas Cordova,Seville,Malaga,Granada,dan
Salamanca.Selama belajar di Spanyol,mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya
ilmuwan-ilmuwan Muslim.Pusat penerjemahan itu adalh Toledo.Setelah pulang ke
negerinya,mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama.Universitas
pertama di Eropa adalah Universutas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M,tiga
puluh tahun setelah wafatnya Ibn Rusyd.Di akhir zaman pertengahan Eropa,baru
berdiri 18 buah universitas. Di dalam universitas-universitas itu, ilmu yang
mereka peroleh dari universitas-universitas Islam diajarkan,seperti ilmu
kedokteran,ilmu pasti,dan filsafat.Pemikiran filsafat yang paling banyak
dipelajari adalah pemikiran Al-Farabi,Ibn Sina dan Ibn Rusyd.
Pengaruh
ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu
menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance)
pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di
Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan
kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun
Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam,tetapi
ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa.Gerakan-gerakan itu adalah
kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia,gerakan
reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar